Ngraho (KIM Kapuk Mekar)-Menghadapi musim kemarau tahun ini, petani di desa Tapelan mensiasati sistem tanam mereka. Jika biasanya mereka menanam padi, maka kali ini di musim kemarau mereka mengantinya dengan menanam jagung. Selain itu ada pula yang menanami sawah mereka dengan tanaman cabe. Tanaman – tanaman ini sengaja ditanam pada musim kemarau karena tanaman – tanaman jenis tersebut hidupnya tidak terlalu tergantung pada air seperti halnya tanaman padi.
Setelah berakhirnya musim panen padi kini petani desa Tapelan sebagian besar banyak yang beralih kepada tanaman jagung. Kebanyakan mereka menanam jagung yang biji tunggal, karena hasil dari jagung yang berbiji tunggal lebih memuaskan dari pada jagung yang berbiji ganda.
Untuk menanam jagung setidaknya dalam satu hilir dibutuhkan tiga orang dalam tiap bagian. Bagian pertama adalah yang membuat lubang / tukang gejik, bagian kedua yang mengisi jagung pada lubang gejik, bagian ketiga yang menutupi lubang dengan pupuk kandang. Biasanya dalam satu lubang mereka mengisi dengan 2 sampai 4 biji. Isi tersebut tergantung kulitas biji yang mereka tanam. Semakin baik kualitas biji semakin sedikit jagung yang dimasukan dalam lubang.
Peralihan dari tanam padi ketanam jagung ini sudah biasa pada tiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan air disawah. Dengan tanam jangung yang membutuhkan sedikit air, otomatis para petani membutuhkan sedikit pula biaya untuk membeli solar dan Oli. Solar dan Oli ini digunakan untuk menjalankan mesin air. Jadi semakin banyak air yang dibutuhkan, semakin banyak pula kebutuhan biaya untuk membeli Solar dan Oli. (Mekar Sari)
Siiip mas, KIM Kapuk Mekar Mendukung Djanggleng
BalasHapusTerima kasih ya atas dukungannya...matoh!
Hapus