Djanggleng, 31 Mei 2014.
Light Trap |
untuk melindungi lampu dan hasil tangkapan terutama dari hujan.
Lampu perangkap diletakkan di dalam lahan sawah (lahan pertanian) di pinggir pematang. Letak bisa disesuaikan dengan kondisi tempat, karena alat ini menggunakan lampu sehingga memerlukan sumber aliran listrik. Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat digunakan untuk luasan 300-500 ha, sedangkan untuk pengendalian seluas 5 ha. Lampu dinyalakan setiap hari mulai dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, hasil tangkapan diambil setiap pagi kemudian diamati jenis dan jumlah serangga yang tertangkap. Namun, alat yang sudah dipasang sejak setahun lalu ini tidak berfungsi normal. Petani setempat, Agus Salim (36 Tahun) mengatakan bahwa lampu dibawah corong menyala kadang padam. padahal ketika dicek ditempat lain, lampu menyala dengan normal."Sudah pernah kami ganti dengan (lampu) baru. Tapi tetap saja seperti itu (nyala, lalu padam)", katanya. Alat yang terletak sekitar 20 meter dari rumahnya ini merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Bojonegoro."Selama ini belum pernah ada teknisi yang memperbaikinya", tambahnya.
Lampu perangkap ini berfungsi untuk monitoring sekaligus juga pengendalian. Sebagai deteksi dini wereng coklat imigran dan ngengat penggerek batang padi sehingga dapat mengetahui datangnya hama imigran dan puncak tangkapan populasi suatu hama. Rekomendasi waktu semai atau tanam adalah 15 hari setelah puncak hasil tangkapan. (Kang/Djanggleng)
ini lah teknologi tepat guna yg perlu di kembangkan,
BalasHapuspatut diterapkan didesa gue tuh sob.............
BalasHapus