|
Patonah, Pengrajin Rinjing (baca: Keranjang) |
Ngambon, 08/06/2014
Usia yang tak lagi muda,
Patonah (45) warga RT. 12 RW. 03 Dusun Badegan Desa Ngambon Kecamatan Ngambon
Kabupaten Bojonegoro, dengan cekatan menganyam helai demi helai lembaran bambu
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam beberapa menit, jadilah bentuk rinjing (baca: keranjang). Dengan bahan
dasar bambu yang dipotong menjadi helaian-helaian panjang, kemudian dianyam
menjadi sebuah rinjing yang siap
pakai. Dibantu Marji (58), suaminya, Patonah mampu membuat rata-rata 3-4
keranjang setiap harinya. Dengan alat seadanya, Patonah menganyam rinjing. Bendo, pisau dan uncek adalah
beberapa alat sederhananya.”Susah mas kalau pakai uncek kalo melubangi rinjingnya.
Seandainya pakai bor mungkin sehari bisa dapat 5 sampai 10 rinjing,” ujarnya sambil menganyam.
|
bahan anyaman |
|
rinjing setengah jadi |
Dengan harga yang tak
seberapa, rinjing-rinjing ini dijual
ke pasar dengan harga Rp. 7.000,00–Rp. 8.000,00 per buah. “Itupun kadang masih
ditawar,” sambungnya. Patonah bersyukur. Dalam kesederhanaan hidupnya, masih
diberikan rejeki yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam sepekan, paling
tidak dirinya mendapatkan uang Rp. 90.000,00-Rp. 100.000. Dua putranya,
masing-masing masih mengenyam pendidikan di SMKN Ngambon dan SMPN Ngambon. Profesi
yang disudah digelutinya selama lebih dari 27 tahun ini hanya mampu memberikan
beberapa bagian dari sedikit hasil yang didapat dari menjual anyaman rinjing. Tak banyak yang mengetahui
keberadaan kerajinan ini. Berkali-kali Patonah dan suaminya mencoba mengajukan
modal. Tapi tak sedikit pula yang menolak.”Saya tidak ingin hutang, mas”,
jawabnya ketika ditanya apakah pernah mendapatkan pinjaman modal dari PNPM-MP.”Kalau
ada yang memberi Alhamdulillah, kalau tidak ada ya tidak apa-apa”, sambungnya.
|
Alat bantu |
Patonah berharap, ada uluran tangan dari
pemerintah agar dia dapat mengembangkan usahanya. Karena hanya inilah sumber
rejekinya. Tak punya sawah, maupun ladang untuk digarap. Suaminya terkadang
bekerja serabutan untuk menutupi kekurangan kebutuhan keluarga. Dengan semangat
inilah, keluarganya mampu bertahan dalam sulitnya hidup di saat ini. (kang/djanggleng)
semoga anaknya yang SMK itu punya ide yang matoh untuk rinjingnya patonah
BalasHapus